Demi Tarif Listrik Murah, PLN Revisi Kontrak Pembelian Listrik Dari Swasta
Salah satu harga listrik di Indonesia memiliki angka tinggi salah satunya dikarenakan adanya kontrak pembelian listrik dari swasta yang terlampau cukup besar.
Nah, sebagai salah satu perusahaan listrik milik negara, baru-baru ini perusahaan setrum ini tengah melakukan kontrak perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) kepada perusahaan produsen listrik swasta.
Namun, tidak ingin melakukan langkah yang salah, Sofyan Basir Direktur Utama PT.PLN (Persero) melakukan peninjauan kembali kontrak jual beli PLTU berskala besar yang berlokasi di Jawa tersebut dengan produsen swasta tersebut.
Renegoisasi (revisi kontrak) tersebut tentu saja dilakukan karena PLN tengah mengusahakan tarif listrik murah bagi masyarakat.
“Tolong bantu negara, bantu pemerintah untuk harga pembelian daya listrik jangan terlalu mahal,” tutur Sofyan.
“Demi harga murah PT PLN juga akan melakukan penyesuaian dan mengevaluasi harga jual listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU),” tambahnya.
Dengan adanya amandemen tersebut, Ketua Harian APLSI (Asosiasi Produsen Listrik Swasta) Arthur Simatupang memberikan pernyataan ketidaksetujuannya akan kebijakan yang direvisi tersebut.
“Yang pasti kalau proyek sudah tanda tangan seharusnya tak di-review karena kontrak sudah sah secara hukum,” ujar Arthur.
“Pertanyaannya, kenapa tidak review sebelum PPA? Ya, buat apa ada kontrak PPA kalau sewaktu-waktu bisa diubah,” imbuhnya.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andi Noorsaman Sommeng juga mengatakan bahwa renegosiasi harga jual listrik tersebut dilakukan agar harga listrik yang diperoleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) semakin terjangkau.
“Iya dong. Kan supaya harga tetap terjangkau masyarakat,” ujarnya seperti yang dilansir oleh Bisnis, Jumat (24/11).
“Tujuannya kan agar harga listrik tetap terjaga dan tidak naik dan keuangan PLN tetap terjaga sehat sehingga tugas penambahan kapasitas dan meningkatkan elektrifikasi bisa tetap terjaga. Padahal harga batu bara naik terus loh,” kata Andi.